TARAKAN, okenews.net – Nelayan lokal di Tarakan menanggapi positif, terkait kegiatan penenggelaman dua kapal milik Malaysia dan Filipinna oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Rabu (05/04/2016). Salah satu nelayan di Tarakan, Bahar (49) mengaku, ia kerap tak jadi melaut lantaran jarring miliknya rusak akibat terkena pukat trawl nelayan asing.
“Sering pak, karena pukat nelayan Malaysia kan pakai mesin, sedangkan kita punya hanya manual, ikut arus, kalau kena trawl mereka bisa sobek,” terangnya kepada okenews.net (06/04/2016).
Selain itu, keberadaan nelayan asing yang melakukan kegiatan illegal fishing, menurut Bahar sangat merugikan. Pasalnya, ia harus mencari titik spot baru, dan berdampak langsung terhadap penghasilan yang diperoleh.
“Kita jadi kalah dengan nelayan luar, alat mereka menggunakan mesin, hasil tangkapan juga lebih banyak, kita jadi kena dampaknya,” lanjut Bahar.
Dalam sekali melaut, Bahar menghabiskan waktu hingga 4 hari dan mendapatkan buruan berupa ikan bawal, dan kakap merah. Untuk sekali melakukan perburuan, hasilnya tidak menentu.
“Tidak tentu juga, kadang ya 50 kilogram, tidak sampai satu pikul pak, kalau satu pikul itu kan 100 kilogram,” pungkasnya.
Bahar berharap, pemerintah serta pihak keamanan lebih aktif dalam menumpas nelayan asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di Indonesia. (arm)
Headline
Nasional
Kaltara
Hukum
Ekonomi
Politik
Teknologi
Gaya Hidup
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Top News
Top News
-
TARAKAN, okenews.net - Untuk kelulusan para pelajar di Kota Tarakan tahun ini, sedikit mengalami perbedaan. Tak seperti tahun sebelumnya...
Tidak ada komentar: