TARAKAN, okenews.net - Perairan laut perbatasan antara Indonesia - Filipina di Bagian Utara Kalimantan, sanggar tidak aman bagi kapal yang melalui jalur tersebut. Jika sebelumnya, Kapal Brahma 12 dibajak, dan 10 orang Warga Negara Indonesia di kapal tersebut harus disandera oleh kelompok separatis Abu Sayyaf dari Filipina. Kini, kelompok tersebut berulah lagi dengan membajak dan menyandera Kapal TB Henry Barge Christy (Indonesia) milik PT. Global Trans Energi Intr dalam perjalanan dari Cebu Philpina tujuan kota Tarakan, Jumat malam (15/04/2016).
Terkait insiden penyanderaan Kapal TB Henry Barge Christy, Kepala Kantor Kesyabadaran Dan Otoritas Pelabuhan Kelas III kota Tarakan Yefri Meidisson kepada Okenews.net mengatakan, posisi kapal saat itu di Pulau Ligitan titik angka 4.31.26. N / 119. 00.00 E, Jumat malam sekitar pukul 17.30 Wita dengan posisi 15 mile timur Tawau Malaysia.
"Dari informasi yang di dapatkan sekitar pukul 22.30 Wita, Jumat malam langsung kita tindak lanjuti, dan ternyata benar Kapal TB Henry di bajak kelompok separatis yang kita duga adalah Abu Sayyaf, Kapal tersebut di bajak di sekitar perairan lahat datu Malaysia," ujarnya, Sabtu (16/04/2016).
Menurut informasi, saat pembajakan berlangsung Lambos Simanungkalait yakni Anak Buah Kapal (ABK) berkewarganegaraan Indonesia terkena luka tembak, sedangkan dari kejadian tersebut 4 ABK di sandara atas nama Moch Ariyanto Misnan, Lorens M.P.S, Dede Irfan Hilmi, dan Samsir. Dan 5 ABK yang selamat yakni Yohannis Serang, Sembara Oktapian, Leonard Bastian H, Rohaidi, Royke Fransy Montolalu.(Rizal/nur)
Headline
Nasional
Kaltara
Hukum
Ekonomi
Politik
Teknologi
Gaya Hidup
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Top News
Top News
-
TARAKAN, okenews.net - Untuk kelulusan para pelajar di Kota Tarakan tahun ini, sedikit mengalami perbedaan. Tak seperti tahun sebelumnya...
Tidak ada komentar: